Tuesday, May 26, 2015

#17

Bisakah dihentikan sejenak?

Dentang arloji itu
Detik menjadi menit
Menit berganti jam
Jam itu berbaris menjadi hari
Hentikan.. aku tak sanggup

Aku hanya ingin
Pulang ke rengkuhanmu

#16

Cukuplah engkau untuk aku, yang merasa tak ada yang bisa melengkapi separuhku
Cukuplah engkau untuk aku, yang bisa merasa sedihmu walau tanpa diucap
Cukuplah engkau untuk aku, yang belum semekar bunga sepatu itu
Cukuplah engkau untuk aku, yang merasa bahagia karna kau ada disini..

Cukuplah engkau.. untuk aku.

Friday, May 1, 2015

#15

Kau lihat aku mengais-ais di sebuah pojok kecil
Pojok kecil tempat yang bernama sanubarimu
Disitu aku menangis, menjerit, berteriak
Tuturku sudah tak sama lagi
Seperti aku yang dahulu, ya, waktu menggantiku.
Aku lihat engkau disana berdiri
Mematung tanpa tanya di bawah temaram lampu tinggi
Tatapanmu kosong, sunyi, sepi menjalar
Sikapmu bukan yang sama lagi
Seperti kamu yang dahulu, ya, waktu menggantimu.

Di depan kita hanya ada gelap yang menanti
Kulihat awan-awan itu menangis pula menukar tempat
Lampu tinggi itu hampir padam
Bayangmu hampir tak tampak
Dan mataku setengah buta, terlalu banyak air yang mengalir dari sana..

Tapi di jalan belakang kita, lihatlah sayangku.....
Dua sejoli asyik berkejaran
Dibawah sinar mentari yang bersinar terang sekali,
Mereka tertawa-tawa bercakap saling berpelukan
Tak berapa lama mereka berjalan bergandeng tangan

Airmataku yang jatuh, diam-diam..
Merahasiakan titik rindunya
Menjanjikan sebuah kata
Biarlah luka,
Akan kubawa mati