Thursday, July 23, 2015

#21

Tiada kabut musim kemarau yang menyelimuti alis pagimu. 
Juli di rambutmu masih basah, masih menyimpan tetes dan rerumputan yang ditinggalkan hujan. 
Dan setiap kutatap matamu lewat panorama di jendela, aku menemukan lembah nan hijau, puspa warna, kicau prenjak menginjak tuts-tuts piano di pucuk-pucuk cemara, dan luruh gerimis.
Kulihat seikat pelangi tumbuh di bola matamu.
Dan hujan menyembunyikan semua jejak.
Kuberteduh menatapmu memperhatikan bulir hujan menetes ke dalam puisi.
Aku terhanyut bersama kesunyian yang diselundupkan hujan

yang dibiarkan mengambang dalam genangan ilusi.
Dan hujan meninggalkan hening semua denting.

Bening matamu selalu kuingat
ia adalah kolam sajak seluruh kata yang menyembul dalam bahasa hatiku.

(from vanjoss.blogspot.com)

Tuesday, June 16, 2015

#20

Dalam beberapa saat saya merasa ini tidak adil.
Saya juga merasa kesal, tapi ia tidak pernah tahu. Saya juga sering merasa sakit hati. Dikecewakan. Tapi apa dia tahu? Tidak, bahkan dia sendiri tidak tahu, bahkan dia sendiri mengabaikan perasaanku. Itu yang menyakitkanku.. yang membuatku seringkali membuatnya 'marah' karena ia sendiri mengabaikan perasaanku.
Aku bukan robot.. Aku juga manusia.

Thursday, June 4, 2015

#19

Is it you, or is it just me arguing with myself..?
I've feel like, I'm lonelier than before.
I remember that day you were happy talked to me
Now it seems like you're not even want to reply that
I know you're tired
But so do I.
I'm way more tired than you
You don't think that you're the only one that have mood-swing
I have that too
But I do know I'm gonna be your water
For your stoned heart :)
Slowly but sure, dear
I love you way more than everything

Tuesday, June 2, 2015

#18

Perasaan ini membuncah, membuat mataku sembap karena terus-terusan berair. Aku mengingat-ingat memori lama, saat-saat menyenangkan itu. Saat aku masih hafal betul dengan sifat dan kebiasaanmu. Dengan tawa itu. Dengan senyum itu. Dengan hangat tanganmu yang mendekapku. Saat wajahmu belum sekusut engkau hari ini. Saat kita masih berbarengan mendayung di perahu yang sama.. menyenangkan rasanya. Tidak, aku sedih bukan karena saat-saat buruk kita. Aku sedih karena waktu yang menyenangkan itu terenggutkan dari kita masing-masing, karena hal itu takkan terulang lagi, karena segalanya takkan menjadi sama. Segalanya akan berubah.. meski belum kulihat ke arah manakah perubahan itu pergi. Yang aku tahu sekarang, perahu yang muat untuk berdua ini, hanya diriku sendiri yang mengisi.

Tuesday, May 26, 2015

#17

Bisakah dihentikan sejenak?

Dentang arloji itu
Detik menjadi menit
Menit berganti jam
Jam itu berbaris menjadi hari
Hentikan.. aku tak sanggup

Aku hanya ingin
Pulang ke rengkuhanmu

#16

Cukuplah engkau untuk aku, yang merasa tak ada yang bisa melengkapi separuhku
Cukuplah engkau untuk aku, yang bisa merasa sedihmu walau tanpa diucap
Cukuplah engkau untuk aku, yang belum semekar bunga sepatu itu
Cukuplah engkau untuk aku, yang merasa bahagia karna kau ada disini..

Cukuplah engkau.. untuk aku.

Friday, May 1, 2015

#15

Kau lihat aku mengais-ais di sebuah pojok kecil
Pojok kecil tempat yang bernama sanubarimu
Disitu aku menangis, menjerit, berteriak
Tuturku sudah tak sama lagi
Seperti aku yang dahulu, ya, waktu menggantiku.
Aku lihat engkau disana berdiri
Mematung tanpa tanya di bawah temaram lampu tinggi
Tatapanmu kosong, sunyi, sepi menjalar
Sikapmu bukan yang sama lagi
Seperti kamu yang dahulu, ya, waktu menggantimu.

Di depan kita hanya ada gelap yang menanti
Kulihat awan-awan itu menangis pula menukar tempat
Lampu tinggi itu hampir padam
Bayangmu hampir tak tampak
Dan mataku setengah buta, terlalu banyak air yang mengalir dari sana..

Tapi di jalan belakang kita, lihatlah sayangku.....
Dua sejoli asyik berkejaran
Dibawah sinar mentari yang bersinar terang sekali,
Mereka tertawa-tawa bercakap saling berpelukan
Tak berapa lama mereka berjalan bergandeng tangan

Airmataku yang jatuh, diam-diam..
Merahasiakan titik rindunya
Menjanjikan sebuah kata
Biarlah luka,
Akan kubawa mati

Saturday, April 25, 2015

#14

Makin lama, aku merasakan jarak mulai mengambil alih.
Iya, aku merasa, makin lama, jalan kita tak lagi beriringan. Kamu dengan duniamu yang semakin tidak aku ketahui dan aku dengan duniaku yang semakin tidak ingin kamu pedulikan.
Aku bertanya-tanya, apa mungkin karena semakin lama tali ini terikat, kesenjangan akan makin terasa?
Atau ini karena aku yang tak lagi sama?
Ataukah mungkin kamu?
Jawabannya juga masih saja alpa.
Semakin lama kamu tidak mengerti apa yang aku katakan. Apa yang aku lakukan.
Apa yang aku rasakan.
Makin lama, kurasa hatimu telah beku.
Ntah itu terbekukan sang waktu,
Atau kosong yang menjaring kita,
Atau karena cinta ini mulai menipis.

Oh Tuhan, kosong ini memakan aku.

Sunday, January 11, 2015

#13

I wish I could read your mind, so I could love and treated you right, so that I won't get hurt, and then you're not going away, and we won't feel any of this, we could be together without feel any pain, and each of us never feeling how is it feels to be in love with anyone else again, and we could be happier if we're together. So I'm not crying whenever I miss the smell of your skin, the colour of your lips, or what your hair look like. Or maybe the way you walk, or the way you laugh hard, something small like, the way you look at me? The way you hug me when I cry, the way you touch my hand. Like, these fingers only fit with yours. When you smile, it's like the whole world give me some kind of peaceful feeling. I don't what kind of this feeling, but you need to know, it's hard without you here. And I miss you when you're not around, when you're not smiling at me anymore. It's breaking my heart apart when we're not talking anymore. I'm feeling so stupid for letting you go. I don't know. I don't know. What-you think it was easy for me to have enough courage to talk to you that night? You think it was easy for me to letting you go doing whatever you want? Everyday is like a goddamn marathon day without you. I was alone and I don't know anymore what I should be doing. It hurts me a lot to see you likes other girls when I'm currently standing in front of your face. Or maybe I'm just a ghost for you, I'm nothing? I don't know what to say anymore.. I don't think you'd understand how much I need you here right now.

Saturday, January 3, 2015

#12

Lisanku yang separuh bisu ini,
mungkin hanya bisa merapal kata.
Kata kecil yang tak akan kau dengar
..atau malah mungkin akan kau benci

Aku hanya masih teringat
Jemari yang saling bertaut
Saat hujan bulan november
Masih bisa aku cecap
Hembus nafasmu di udara
Bisa juga aku rasa
Hangat kulitmu dalam diri

Ada sesuatu yang terselip,
ada yang mengganjal
Dalam segala tentangmu
Entah apa itu, masih tak tercari
Masih disembunyikan. Menunggu
tanganku yang masih mencari,
sebuah tangan lain untuk digenggam.

Semoga tangan kita masih berjodoh untuk bertemu..
Semoga saja.

Thursday, January 1, 2015

#11

Aku tidak tahu, mana yg lebih menyakitkan. Mencintai tanpa balasan atau menunggu tanpa alasan. Yang pasti, dua-duanya sedang terjadi, di dalam kepalaku. Dan juga hatiku.
Kau tahu, aku memang selalu mencintaimu. Kau juga tahu bahwa kau selalu punya aku disampingmu, tapi kau lupa daratan, sayang. Membuatmu menjadi seenaknya sendiri. Padahal aku sedang berdiri di atas batasku. Aku hampir mati kelelahan disini.
Tapi, kau juga tahu, sebanyak apapun juga kau menyuruhku pergi, aku memang masih disini. Aku takkan pergi. Aku tak akan pergi, karena aku sudah berhenti mencari. Karena aku sudah menemukannya. Ada dalam dirimu. Memang tidak bisa dijelaskan kenapa dan bagaimana, aku sendiri tidak tahu. Tapi kau adalah satu-satunya untukku.. entah kau sadar atau tidak. Entah kau merasa senang atau malah membenciku. Aku tak peduli. Biarlah air ini berusaha mengikis batu itu perlahan-lahan.