Friday, July 11, 2014

#5

Kadang, saya terlalu jatuh cinta dengan bayang-bayang masa lalu. Satu-satunya hal yg saya yakini takkan pernah berubah. Ya, ia pencuri yg dijuluki kenangan. Ia menyita waktu saya. Tak pernah saya tahu apakah pencuri itu pantas mendapatkan sedikit tempat di hati dan kepala saya. Padahal saya selalu mengerti bahwa ia takkan melepaskan saya pergi begitu saja. Ia menjaga jarak saya. Tak dekat, tak jauh. Tak terbang tinggi, namun juga tak turun ke bumi. Saya masih berusaha memahami, manakah yg harus saya lebih terima, kenyataan; atau kenangan? Apakah saya harus melihat ke belakang sembari menjalani ke depan, atau apakah saya harus melihat ke depan dan membuang jauh yg lalu? Entah. Malam-malam saya kini tak berarti apapun. Saya lebih menunggu mentari. Saya lebih menghargai munculnya ia di ufuk timur. Saya lebih menunggu hangatnya sinar matahari yg menghangatkan daripada bulan yg dingin. Saya tak pernah lagi bercerita pada bulan. Tak pernah lagi menitip rindu pada bintang-bintang. Tak lagi. Takkan lagi. Bukan sekarang, bukan saat ini. Saya ingin mencari lagi pelajaran yg saya dapat kemarin. Saya masih belum mengerti apa arti semua itu. Diajarkan untuk mencintaikah saya? Atau diajarkan untuk membencikah saya? Ditinggalkan untuk menunggu? Atau mungkin; meninggalkan lagi? Banyak pertanyaan yg muncul di angan-angan. Menunggu untuk dijawab. Menunggu diselesaikan.

2 comments:

  1. Menurut psikolog, Anda tidak pernah merindukan seseorang, Anda hanya merindukan kenangan saat bersama orang itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. GOPAL TU NGAPAAA 😂😂 dasar ketauan stalker

      Delete